Minggu, 13 November 2011

budidaya durian

Manfaat Durian

Buah durian banyak digemari di kota-kota besar untuk dikonsumsi sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya. Pada lahan-lahan yang miring tanaman durian dapat digunakan sebagai pencegah erosi. Batangnya bisa diolah untuk bahan bangunan/ perkakas rumah tangga. Biji Durian memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya). Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dibuat dengan cara menjemurnya sampai kering dan dibakar hingga hancur menjadi abu.

Sejarah Singkat Tanaman Durian

Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur). Di Indonesia, tanaman durian terdapat di seluruh pelosok Jawa dan Sumatra. Sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya terdapat di hutan, di sepanjang aliran sungai. Di dunia, tanaman durian tersebar ke seluruh Asia Tenggara, dari Sri Langka, India Selatan hingga New Guenea. Khusus di Asia Tenggara, durian diusahakan dalam bentuk perkebunan yang dipelihara intensif oleh negara Thailand.
Sejak munculnya durian bangkok tahun 1980-an dan diikuti dengan munculnya durian unggul lokal, pengembangan bercocok tanam durian semakin cepat. Thailand yang selama ini dikenal sebagai penghasil buah-buahan tropis terkemuka di dunia ternyata hanya mengembangkan empat varietas unggul, yakni mon thong, chance, kan yao, dan kradum thong. Varietas mon thong dan chanee, telah diintroduksi ke Indonesia dan dilepas Menteri Pertanian sebagai otong dan kani. Saat ini ada puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah: durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan), sijapang (Betawi), sihijau (Kalimantan Selatan), raja mabah (Kalimantan Barat), sawah mas (Kalimantan Barat), dan sebagainya.

Varietas-varietas Durian Unggul

Durian Kani

Pohon induk diintroduksi dari Thailand berasal dari varietas chanee. Tajuk tanaman tidak cepat melebar karena percabangannya cenderung mengarah ke atas. Buahnya berbentuk bulat dan beralur 4-5. Warna kulit buahnya kuning kecoklatan. Duri kulit buahnya berbentuk kerucut dan tersusun agak rapat. Sifat buah agak sukar dibelah. Berat buah 1 - 1,5 kg. Dalam setiap buah terdapat 4-6 juring dengan jumlah pongge 5-18 butir. Biji sempurna ada 5-12 butir, berbentuk lonjong dan berukuran kecil. Daging buah cukup tebal, kering, berlemak, bertekstur halus, berwarna kekuningan, dan beraroma sedang tidak terlalu tajam. Tanaman durian kani agak peka terhadap penyakit busuk akar dan hama penggerek buah. Durian Kani akan mulai berbuah pada umur 5-8 tahun, dan pada pohon yang berumur 7 tahun dapat memproduksi 15 - 50 buah per tahun dan kemampuan berbuahnya dapat beberapa kali setahun.

Durian Otong

Durian otong diintroduksi dari Thailand berasal dari varietas mon thong. Tajuk tanaman tidak cepat melebar karena percabangannya cenderung mengarah ke atas. Buahnya berbentuk memanjang dengan bagian ujung dan pangkalnya meruncing dan beralur 4-5. Warna kulit buah hijau kekuningan. Sifat buahnya sukar dibelah. Duri kulit buahnya berbentuk kerucut, berukuran kecil, dan bersusunan agak rapat. Berat buahnya 1 - 1,5 kg. Ketebalan kulit buah sekitar 4 - 6 mm. Dalam setiap buah terdapat 4 - 6 juring dengan jumlah pongge ada sekitar 5 - 10 butir. Bijinya berbentuk lonjong pipih dengan ukuran sedang. Daging buah tebal, kering, kurang berlemak, berwarna kuning, bertekstur sangat halus, beraroma tidak begitu tajam, dan berasa sangat manis. Keadaan daging buahnya yang tebal oleh masyarakat Thailand dijuluki mon thong, selain itu durian otong juga dijuluki golden pillow (bantal emas). Durian otong mulai berproduksi 5 - 8 tahun, dan dapat berproduksi 20 - 50 buah per pohon per musim panen. Tanaman ini tahan terhadap penyakit busuk akar dan hama penggerek buah.

Durian petruk

Durian ini berasal dari Randusari, Jepara, Jawa Tengah. Buahnya berbentuk bulat telur dengan warna hijau kekuningan. Dari kulitnya berbentuk kerucut kecil dan rapat. Sifat buah agak sukar dibelah. Buahnya berukuran sebesar kelapa gading dengan penampilan sangat menarik. Bobot buahnya antara 1 – 2,5 kg. Kulit buah tebalnya 3 mm. Terdapat 5 juring pada setiap buah dengan 5 – 10 pongge. Biji lonjong berukuran kecil. Daging buah agak tebal, berlemak, berwarna kuning, bertekstur agak lembek, berserat halus, beraroma sedang atau tidak begitu tajam. Pohon durian petruk yang berumur 150 tahun dapat menghasilkan produksi buah antara 50 – 150 buah per tahun per pohon. Varietas ini sangat tahan terhadap penyakit busuk akar dan hama penggerek buah.

Durian raja mabah

Varietas ini berasal dari Mabah, Kalimantan Barat. Tinggi pohon mencapai 35 m dengan lebar tajuk 20 m, dengan bentuk tajuk menyerupai payung sampai kerucut. Bentuk buah lonjong serta beralur dalam. Warna kulit buah hijau dengan tebal 1 – 1,3 cm. Duri buah berbentuk kerucut dan bersusun agak jarang. Sifat buah mudah dibelah. Pada setiap buah terdiri dari 5 juring dengan 14-18 pongge. Warna daging buah kuning dengan tebal 1,5 – 2,0 cm, tekstur halus, kering, aroma harum, dan warna berasa manis gurih. Biji sempurna ada 10-15 butir per buah. Pada pohon berumur 100 tahun dapat berproduksi mencapai 150-200 buah per tahun. Varietas ini tahan terhadap hama penggerek buah dan penyakit busuk akar.

Durian sidodol

Varietas ini berasal dari Karang Intan, Kalimantan Selatan. Tajuk pohon berbentuk kerucut. Bentuk buah bulat dengan warna hijau kekuningan. Duri kulit buah berbentuk kerucut dan tumpul dengan susunan rapat. Sifat buah agak mudah dibelah. Berat buah 1,5-2,5 kg. Tebal kulit buah 1,1 cm. Dalam setiap buah terdapat 5 juring dengan jumlah pongge 20-25 butir. Biji tidak sempurna ada 15-20 butir. Bijinya lonjong, kecil, berat rata-rata 13,3 gram. Warna daging buah kuning mengkilat, tebal 1,2 cm, tekstur halus, agak lembek, aroma harum dan rasa manis gurih. Pada pohon berumur 100 tahun produksi buahnya dapat mencapai 100-200 buah per tahun. Varietas ini tahan terhadap penyakit busuk batang dan hama penggerek buah.

Durian sawah mas

Durian ini berasal dari Mabah, kalimantan Barat. Tinggi pohon dapat mencapai 25 m dengan tajuk menyerupai payung sampai kerucut. Bentuk buah bulat dengan ujung meruncing. Warna kulit buah berwarna hijau dengan ketebalan 1-1,3 cm. Duri buah berbentuk kerucut dengan susunan agak jarang. Berat buah 2,5-4 kg. Sifat buah mudah dibelah. Pada setiap buah terdapat 5 juring yang berisi 12-16 pongge. Warna daging buah kuning, kering, bertekstur halus, berasa manis gurih, dan beraroma harum. Pada setiap buah terdapat 12-14 biji sempurna dengan bentuk bulat lonjong. Pada pohon yang berumur 100 tahun produksi buah dapat mencapai 150-200 buah per tahun. Varietas ini tahan terhadap penyakit busuk akar.

Durian matahari

Varietas ini berasal dari Cimanggu, Bogor, Jawa Barat. Tinggi durian matahari ini mencapai 20 m dengan lebar tajuk 16 meter. Tajuk pohonnya menyerupai kerucut. Buahnya berbentuk bulat panjang. Warna kulit buah hijau kecoklatan dengan tebal 0,5-1 cm. Durinya besar, runcing, jarang, dan bengkok. Sifat buah mudah dibelah. Berat buah 2-3,5 kg. Pada setiap buahnya terdapat 5 juring dengan 10-20 pongge. Daging buah tebal, kering, berlemak, tekstur halus, aroma tidak tajam, dan berasa manis. Biji sempurna 5-10 butir per buah. Pada pohon yang berumur 50 tahun sebanyak 50-200 buah per tahun. Tanaman ini sangat tahan terhadap hama penggerek buah dan penyakit busuk akar.

Durian bokor

Durian ini berasal dari Sukahaji, Majalengka, Jawa Barat. Buah durian bokor berbentuk bulat panjang dengan kulit berwarna hijau kekuningan. Duri kulit buahnya besar tersusun jarang. Berat buah 3,9 kg. Warna daging buah kuning, cukup tebal, kering, aroma harum, dan rasa manis. Tanaman durian bokor yang berumur 100 tahun dapat berproduksi 150-200 buah per tahun. Varietas ini tahan terhadap penyakit busuk akar.

Durian hepi

Durian hepi berasal dari Jonggol, Bogor, Jawa Barat. Tinggi pohon mencapai 30 m dengan lebar tahuk 18 meter. Bentuk tajuk menyerupai kerucut simetris. Buahnya berbentuk bulat telur. Warna kulit buah cokelat kekuningan dengan tebal 0,8-1 cm. Duri kulit buah berbentuk kerucut, kecil, dengan tersusun rapat. Berat buah 1,5-2 kg. Sifat buah mudah dibelah. Pada setiap buah terdapat juring dengan 5-15 pogge. Daging buah berwarna putih kekuningan, tebal agak kering, tekstur halus, berlemak, aroma merangsang, dan berasa manis. Bentuk biji sempurna ada 2-3 butir, sedangkan sisanya kempes. Pada pohon yang berumur 80 tahun produksi buah sebanyak 150-250 buah per tahun. Varietas ini tanahn terhadap hama penggerek buah dan penyakit busuk akar.

Durian sitokong

Varietas ini berasal dari Ragunan, Pasarminggu, Jakarta Selatan. Bentuk tajuknya seperti kerucut menjulang. Buah durian sitokong berbentuk bulat panjang dengan warna hijau kekuningan. Bentuk duri kulit buah seperti kerucut dengan tersusun rapat. Sifat buah sukar dibelah. Berat buah 2-2,5 kg. Ketebalan kulit buahnya sedang, sekitar 5-8 mm. Dalam satu buah terdapat terdapat 5 juring dengan jumlah ponggenya ada 5-25 buah. Bijinya berbentuk lonjong dan berukuran kecil. Daging buahnya tebal, kering, bertekstur halus, berwarna kuning, berlemak, beraroma harum cukup tajam, dan rasanya manis. Pada pohon yang berumur 100 tahun produksi buahnya dapat mencapai 50-200 buah per tahun. Varietas ini tahan terhadap pentakit busuk akar dan hama penggerek buah.

Durian sukun

Durian sukun berasal dari Gempolan, Karang Anyar, Jawa Tengah. Bentuk buahnya lanset atau bulat panjang dan berwarna kekuningan. Duri kulit buahnya berbentuk kerucut, kecil, dan rapat. Sifat buah mudah dibelah. Berat buah 1,5-2,5 kg per buah. Kulit buah agak tebal, sekitar 10 mm. Pada setiap buah terdapat lima juring dengan 5-15 pogge. Bentuk biji sempurna ada satu butir, terkadang tidak ada, sedangkan yang lainnya kempes. Daging buah sangat tebal, kering berlemak, tekstur halus, putih kekuningan, beraroma harum dan manis. Pada pohon yang berumur 100 tahun produksi buahnya sebanyak 100-300 buah per tahun. Varietas ini memiliki daya tahan yang baik terhadap penyakit busuk akar dan hama penggerek buah.

Durian sunan

Durian unggul ini bersal dari Gendol, Boyolali, Jawa Tengah. Buahnya berbentuk bulat telur terbalik dengan warna hijau kecoklatan. Duri kulit buahnya berbentuk kerucut, kecil, dan jarang. Sifat buah mudah dibelah. Berat buah 1,5-2,5 kg. Kulit buah tipis, kurang dari 5 mm. Setiap buahnya terdapat 5 juring dengan pongge ada 20-35 buah. Bentuk biji sempurna pada setiap buahnya hanya ada 1-2 butir, sedangkan lainnya kempes. Bentuk biji lonjong dan berukuran kecil. Daging buahnya sangat tebal, kering berlemak, bertekstur halus, berwarna krem, beraroma harum dan tajam, serta rasanya manis. Pada tanaman berumur 200 tahun dapat berproduksi sebanyak 200-800 buah per pohon per tahun. Varietas ini memiliki daya tahan terhadap penyakit busuk akar dan hama penggerek buah.

Durian sihijau

Durian unggul ini berasal dari Karang Intan, Kalimantan Selatan. Bentuk tajuk pohon seperti kerucut. Bentuk buah kerucut, panjang, dan bersusun rapat. Sifat buah agak mudah dibelah. Berat buahnya 2-2,5 kg. Ketebalan kulit buah 1,5 cm. Dalam setiap buah terdapat 5 juring dengan jumlah pongge ada 20-35 buah. Biji dlam setiap buah berjumlah 18-30 butir, berbentuk lonjong, kecil, dan berat biji rata-rata 13,06 gram per butir. Daging buah agak lembek, bertekstur halus sampai berserat halus, berwarna kuning menyala atau mengkilat, beraroma harum, dan berasa manis gurih. Pada pohon yang berumur 100 tahun produksi buah mencapai 300-400 buah per tahun. Varietas ini tahan terhadap penyakit busuk akar dan hama penggerek buah.

SYARAT TUMBUH DURIAN

Iklim

1) Curah hujan untuk tanaman durian 1500-2500 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun atau terdapat 9-12 bulan basah dengan 1-3 bulan kering, dengan kemarau 3 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus.
2) Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih kecil (baru ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi.
3) Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 22-30 derajat C. Pada suhu 15oC durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35 derajat C daun akan terbakar.

Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat untuk bertanam durian umumnya dapat tumbuh di daerah berketinggian 50-600 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian hingga mencapai 800 m dpl. Namun durian paling cocok dikebunkan pada daerah berketinggian 200-600 m dpl.

Media Tanam

1) Kemiringan lahan yang dianjurkan adalah 5-20 drajat.
2) Tanaman durian menghendaki tanah yang subur (tanah yang kaya bahan organik). Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga mudah membentuk remah.
3) Tanah yang cocok untuk durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi.
4) Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7, dengan pH optimum 6-6,5.
5) Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150-200 cm). Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam, rasa buah tidak manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang.

PEDOMAN BUDIDAYA DURIAN

Pembibitan

Perbanyakakan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generatif (dengan biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cangkokan).

Pengadaan benih dengan cara generatif

Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan: asli dari induknya, segar dan sudah tua, tidak kisut, dan tidak terserang hama dan penyakit. Biji-biji dicuci terlebih dahulu agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.

Pengadaan bibit dengan cara okulasi

Dalam pembuatan bibit okulasi perlu disiapkan alat dan bahannya. Alat yang perlu disiapkan berupa pisau sayat (silet) dan pita plastik atau tali rafia. Bahan yang disiapkan berupa tanaman calon batang bawah dan batang atasnya (entris). Persyaratan biji durian untuk batang bawah yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus, berbatang kokoh dan tahan hama dan penyakit. Biji yang disemaikan dipilih yang pertumbuhannya sempurna.
Setelah umur 8-10 bulan, batang bawah telah dapat diokulasi, dengan cara:
1) Siapkan tanaman yang akan dijadikan calon batang atas. Batang atas diambil dari pohon induk yang telah diketahui asal usul dan kulaitas buahnya. Sebaiknya batang atas diambil dari varietas yang unggul. Pengambilan cabang batas atas dilakukan bukan saat terik matahari agar batang atasnya tidak cepat mengering.
2) Kuliti bawahnya selebar 0,5-1cm, tergantung diameter batang, dengan panjang sekitar 2 cm. Buanglah sebagian lidah kupasan kulit batang hingga hanya tersisa 0,5 cm saja.
3) Ambil pucuk entris yang ada mata tunasnya. Sayat salah satu mata tunasnya dengan menggunakan silet atau pisau okulasi. Potonglah sayatan kulit bermata tunas, lalu keluarkan lapisan kayu yang masih menempel di lapisan dalam mata tunasnya.
4) Selipkan ujung bawah mata tunas pada bagian ujung lidah yang tersisa pada batang bawah. Seluruh bidang tempelan tersebut dibungkus dengan cara melilitkan pita plastik atau tali rafia. Pita plastik diikatkan pada bagian atas bidang tempelan. Pembungkusan dilakukan untuk mencegah masuknya air pada saat penyiraman atau hujan.
5) Periksa keberhasilan okulasi seminggu setelah penempelan. Mata tunas yang masih tetap hijau menandakan okulasi berhasil. Jika gagal, penempelan dapat diulangi lagi pada bagian lain dari batang bawah tersebut.
6) Jika okulasi berhasil mata tunas berwarna hijau, bukalah tali pembungkus dua minggu setelah penempelan untuk memberikan kebebasan bagi lalu lintas pengangkutan zat makanan.
7) Rebahkan pucuk batang bawahnya pada jarak 1 cm dari bidang tempelan untuk mempercepat tumbuhan mata tunas.
8) Pangkas seluruh pucuk batang bawah yang direbahkan setelah sebulan penempelan agar tunas benar-benar tumbuh dengan baik.

Bibit Sambung Pucuk

Sambung pucuk adalah teknik perbanyakan dengan menyatukan pucuk (calon batang atas) dengan batang bawah. Penyambungan dapat dilakukan pada tanaman yang masih bibit ataupun yang sudah dewasa. Langkah-langkah perbanyakan bibit sambung pucuk adalah sebagai berikut:
1) Siapkan tanaman batang bawah dari hasil persemainan biji yang telah berumur 3 bulan. Bibit batang bawah berasal dari varietas yang perakarannya kuat, berbatang kokoh, dan tahan terhadap hama dan penyakit.
2) Batang atas dipilih dari cabang pohon yang memiliki sifat yang baik. Besarnya batang atas harus sama atau lebih kecil dari batang bawah, dengan panjang cabang batang atas 7,5-10 cm.
3) Potong daun-daun pada cabang batang atas dan hanya disisakan 2-3 helai daun yang letaknya paling ujung. Sisa daun digunting dan hanya disisakan seperempat bagian saja. Potong ujung cabang batang di bagian bawah bawah berbentuk "V".
4) Batang bawah dipotong pada ketinggian 10-20 cm dari leher akar. Permukaan batang yang dipotong ini dibelah menjadi dua bagian yang sama besar. Panjang belahan sekitar 2-5 cm.
5) Selipkan ujung cabang batang atas pada belahan batang bawah.
6) Bagian sambungan batang atas dan batang bawah diikat dengan menggunakan tali plastik, dimulai dari bawah ke atas, lalu dari atas ke bawah.
7) Kemudian sambungan batang atas dan batang bawah tersebut dibungkus dengan plastik, dan pada bagian bawah sambungan diikat dengan menggunakan tali.
8) Letakkan calon bibit pada tempat yang teduh, dan lakukan penyiraman agar tidak mengalami kekeringan. Calon bibit akan memunculkan tunas baru setelah 3-5 minggu. Saat itu bungkus plastik bisa dibuka. Ikatan sambungan bisa dibuka setelah sambungan benar-benar kuat, dengan ciri-ciri bagian tepi bawah ikatan tali membengkak.

Bibit Cangkokan

Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat, subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari (diameter=2–2,5 cm), kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok adalah awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan, atau pada musim kering, tetapi harus disiram secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari. Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut:
1. Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau kecoklatan.
2. Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.
3. Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari.
4. Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut, mos). Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan 1:1. Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua ujungnya diikat agar media tidak jatuh.
5. Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam di keranjang persemaian berisi media tanah yang subur.

Pengolahan Media Tanam Durian

1) Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume produksi.
2) Pembukaan Lahan
Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum penanaman bibit berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang, pokok-pokok batang pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yang akan menganggu pertumbuhan.
3) Pembentukan Bedengan
Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga menjadi gembur, kemudian dicampur dengan pasir dan kompos yang sudah jadi. Untuk ukuran bedengan lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pasir dan 5 kg pupuk kompos. Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan dibiarkan selama 1 minggu. Pada saat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk mencegah serangan jamur/bakteri pembusuk jamur. Di sekeliling bedengan, perlu dibuatkan saluran untuk penampung air. Jika bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh akarnya tadi segera ditanam dengan jarak tanam 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dengan cara dibuatkan lubang tanam sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang akar masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan ditaburi pasir yang dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal 5 cm.
4) Pengapuran
Keadaan tanah yang kurang subur, misalnya tanah podzolik (merah kuning) dan latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5 - 6 dan penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu, dapat diatasi dengan pengapuran. Sebaiknya dilakukan menjelang musim kemarau, dengan kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%. Dua sampai 4 minggu sebelum pengapuran, sebaiknya tanah dipupuk dulu dan dilsiram 4-5 kali. Untuk mencegah kekurangan unsur Mg dalam tanah, sebaiknya dua minggu setelah pengapuran, segera ditambah dolomit.

Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanaman

Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian, serta sistem budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah, jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam jarak tanam 12 m x 12 m. Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dapat diupayakan dengan budidaya tumpangsari. Berbagai budidaya tumpangsari yang biasa dilakukan yakni dengan tanaman horti (lombok, tomat, terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanah dan ubi jalar.

2) Pembuatan Lubang Tanam

Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m. Saat menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan kering terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali.
Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk kompos 35 kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg pupuk kandang dan 1 kg fospat. Untuk menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat dicampurkan insektisida butiran seperti Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak perlu dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum penanaman bibit.
3) Cara Penanaman
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran yang banyak serta kuat.
Lubang tanam yang tertutup tanah digali kembali dengan ukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut :
a) Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati)
b) Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher
c) Lubang ditutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.
d) Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.
e) Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari secara langsung.

Pemeliharaan Tanaman

1) Penjarangan dan Penyulaman

Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah kematian durian agar tidak menghabiskan energinya untuk proses pembuahan. Penjarangan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah dan frekuensi pembuahan setiap tahunnya. Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak boleh ditundatunda). Penjarangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan hormon tertentu (Auxin A), pada saat bunga atau bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat itu sebagian bunga sudah terbuka dan sudah dibuahi. Ketika hormon disemprotkan, bunga yang telah dibuahi akan tetap meneruskan pembuahannya sedangkan bunga yang belum sempat dibuahi akan mati dengan sendirinya. Jumlah buah durian yang dijarangkan ± 50-60% dari seluruh buah yang ada.

2) Penyiangan

Untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput disekeliling selama pertumbuhan, perlu dilakukan penyiangan (± diameter 1 m dari pohon durian).

3) Pemangkasan/Perempelan

a) Akar durian
Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai 40% selama ± 1 musim. Selama itu pula tanaman tidak dipangkas. Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras dan lebih tahan lama. Waktu pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil panen berkurang dan pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan: kedua sisi barisan tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari pangkal batang.
b) Peremajaan
Tanaman yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman durian tidak harus dibongkar sampai ke akar-akarnya, tetapi cukup dilakukan pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air hujan tidak tertahan.Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka tersebut dapat diolesi meni atau ditempeli lilin parafin. Setelah 2-3 minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas baru mencapai 2 bulan, tunas tersebut dapat diokulasi. Cara okulasi cabang sama dengan cara okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah ± 1 - 1,5 m atau 2 - 2,5 m tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok tidak boleh terlalu dekat dengan tanah.
c) Pembentukan tanaman yang terlanjur tua
Dahan-dahan yang akan dibentuk tidak usah dililiti kawat, tetapi cukup dibanduli atau ditarik dan dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman tidak mengarah ke atas. Cabang yang akan dibentuk dibalut dengan kalep agar dahan tersebut tidak terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik dan diikat dengan pasak. Dengan demikian, dahan yang tadinya tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke bawah mengarah horizontal.

4) Pemupukan

Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan tanaman akan pupuk dan unsur hara yang terkandung dalam tanah.
a) Cara memupuk
Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup
selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.
b) Jenis dan dosis pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang, kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr perpohon.
Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun. Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organik kompos/pupuk kandang 60-100 kg per pohon pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman. Tanaman durian yang telah berumur ≥ 3 tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20–25% pupuk NPK dari dosis sebelumnya. Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan pupuk kandang juga meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon menjelang berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga).

5) Pengairan dan Penyiraman

Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit durian yang baru ditanam membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi sekitar tiga kali seminggu.
Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.

6) Waktu Penyemprotan Pestisida

Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2 minggu sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1 cc/liter air dan ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter air. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna. Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot sesuai aturan yang ditetapkan dan berguna untuk pencegahan serangga. Untuk cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida (contohnya Dithane atau Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman, batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut.

7) Pemeliharan Lain

Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi jaringan-jaringan pada berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali tidak memberikan unsur tambahan hara pada tanaman. ZPT dapat membuat tanaman menjadi lemah sehingga penggunannya harus disesuaikan dengan petunjuk pemakaian yang tertera pada label yang ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya
dicampurkan saja.

HAMA DAN PENYAKIT

Hama

1) Penggerek buah (Jawa : Gala-gala)

Ciri: telur diletakkan pada kulit buah dan dilindungi oleh jaring-jaring mirip rumah laba-laba. Larva yang telah menetas dari telur langsung menggerek dan melubangi dinding-dinding buah hingga masuk ke dalam. Larva tersebut tinggal di dalam buah sampai menjadi dewasa. Buah yang diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua. Penyebaran: serangga penggerek buah menyebar dengan cara terbang dari pohon durian yang satu ke pohon lainnya. Serangga penggerek buah ini bertelur pada buah durian yang dihinggapinya. Kegiatan bertelur ini dilakukan secara periodik setiap menjelang musim kemarau. Pengendalian: dilakukan dengan insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter air.

2) Lebah mini

Ciri: hama ini berukuran kecil, tubuhnya berwarna coklat kehitaman dan sayapnya bergaris putih lebar. Setelah lebah menjadi merah violet, ukuran panjangnya menjadi 3,5 cm. Pada fase ulat (larva), hama ini menyerang daun-daun durian muda. Selama hama tersebut mengalami masa istirahat (bentuk kepompong), mereka akan menempel erat pada kulit buah. Setelah menjadi lebah serangga ini
mencari makan dengan cara menggerek ranting-ranting muda dan memakan daun-daun muda. Pengendalian: menggunakan parvasida, seperti Hostathion 40 EC (Triazofos 420 gram/liter), dan insektisida, seperti Supracide 40 EC dosis 420 gram/liter dan Temik 106 (Aldikarl 10%).

3) Ulat penggerek bunga (Prays citry)

Ulat ini menyerang tanaman yang baru berbunga, terutama bagian kuncup bunga dan calon buah.
Ciri: ulat ini warna tubuhnya hijau dan kepalanya merah coklat, setelah menjadi kupu-kupu berwarna merah sawo agak kecoklatan, abu-abu dan bertubuh langsing.
Gejala: kuncup bunga yang terserang akan rusak dan putiknya banyak yang berguguran. Demikian pula, benang sari dan tajuk bunganya pun rusak semua, sedangkan kuncup dan putik patah karena luka digerek ulat. Penularan ke tanaman lain dilakukan oleh kupu-kupu dari hama tersebut.
Pengendalian: dengan menyemprotkan obat-obatan seperti Supracide 40 EC, nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400 gram/liter).

4) Kutu loncat durian

Ciri: serangga berwarna kecoklatan dan tubuhnya diselimuti benang-benang lilin putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk tubuh, sayap dan tungkainya mirip dengan kutu loncat yang menyerang tanaman lamtoro. Gejala: kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang masih muda dengan cara menghisap cairan pada tulang-tulang daun sehingga daun-daun akan kerdil dan pertumbuhannya terhambat; setelah menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan getah bening yang pekat rasanya manis dan merata ke seluruh permukaan daun sehingga mengundang semut-semut bergerombol. Pengendalian: daun dan ranting-ranting yang terserang dipangkas untuk dimusnahkan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150
gram/5 liter air.

Penyakit

1) Phytopthora parasitica dan Pythium complectens

Penyebab: Pythium complectens, yang menyerang bagian tanaman seperti daun, akar dan percabangan. Penularan dan penyebab: penyakit ini menular dengan cepat ke pohon lain yang berdekatan. Penularan terjadi bila ada akar yang terluka. Penularan terjadi bersama-sama dengan larutnya tanah atau bahan organik yang terangkut air.
Gejala: daun durian yang terserang menguning dan gugur mulai dari daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan ujung-ujungnya mati, diikuti dengan berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya. Kulit di atas permukaan tanah menjadi coklat dan membusuk. Pembusukan pada akar hanya
terbatas pada akar-akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari ujung akar lateral sampai ke akar tunggang. Jika dilihat dari luar akar yang sakit tampak normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi colat tua dan jaringan pembuluh menjadi merah jambu.
Pengendalian: (1) upayakan drainase yang baik agar tanah tidak terlalu basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu hujan; (2) pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar; (3) pilih bibit durian kerikil untuk batang bawah karena jenis ini lebioh tahan terhadap serangan jamur sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit busuk.

2) Kanker bercak

Penyebab: Pythium palvimora, terutama menyerang bagian kulit batang dan kayu. Penyebaran oleh spora sembara bersamaan dengan butir-butir tanah atau bahan organik yang tersangkut air. Penyebaran penyakit ini dipacu oleh curah hujan yang tinggi dalam cuaca kering. Jamur dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 12-35 derajat C.
Gejala: kulit batang durian yang terserang mengeluarkan blendok (gum) yang gelap; jaringan kulit berubah menjadi merah kelam, coklat tua atau hitam; bagian yang sakit dapat meluas ke dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok dan ranting-ranting muda dari ujung mulai mati.
Pengendalian: (1) perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir dipermukaan tanah dan untuk
batang yang sakit; dilakukan dengan cara memotong kulit yang sakit sampai ke kayunya yang sehat dan potongan tanaman yang sakit harus dibakar, sedangkan bagian yang terluka diolesi fungisida, misalnya difolatan 4 F 3%.

3) Jamur upas

Gejala: pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang-benang jamur mengkilat seperti sarang laba-laba pada cabang-cabang. Jamur berkembang menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu sehingga menyebabkan matinya cabang.
Pengendalian: (1) serangan jamur yang masih pada tingkat sarang laba-laba dapat dikendalikan dengan cara melumasi cabang yang terserang degan fungisida, misalnya calizin RM; (2) jika jamur sudah
membentuk kerak merah jambu, sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kirakira lebih 30 cm ke bawah bagian yang berjamur; (3) dengan menyemprotkan Antrocol 70 WP (propineb 70,5%), dosis 100-200 gram/liter air atau 1-1,5 kg/ha aplikasi.

PANEN

Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim berbunga jatuh pada waktu kemarau, yakni bulan Juni-September sehingga bulan Oktober-Februari buah sudah dewasa dan siap dipetik. Panen durian diusahakan sebelum musim hujan tiba karena air hujan dapat merusak kualitas buah. Warna durian yang hampir masak agak berbeda-beda tergantung pada kultivarnya. Buah yang sudah masak umumnya ditandai dengan bau harum yang menyengat. Pada durian yang sudah masak bila diketuk duri atau buahnya akan terdengar dentang udara antara isi dan kulitnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin