Budidaya Kacang Hijau |
I. PENGENALAN UMUM
Kacang hijau (Vigna Radiata) dapat ditanam di lahan sawah pada musim kemarau atau lahan tegalan pada musim hujan. Di tingkat petani, rata-rata produktivits baru mencapai 0,9 ton per hektar. Dengan budidaya yang tepat hasilnya dapat mencapai 2 ton/ha. Saat ini tersedia pilihan varietas unggul kacang hijau yang beragam, baik dilihat dari ukuran bijinya (besar atau kecil) maupun kulit bijinya(hijau kusam atau mengkilat). Pemilihan varietas hendaknya disesuaikan dengan permintaan pasar.
Adapun varietas unggul kacang hijau yang telah dilepas dan dapat dibudidayakan oleh petani adalah :
1. Kenari
a. Hasil rata-rata 1,64 ton/ha
b. Umur 60-65 hari
c. Warna biji hijau mengkilat
d. Biji besar (6,7 g/100 biji)
e. Agak tahan penyakit bercak daun dan toleran karat
2. Perkutut
a. Hasil rata-rata 1,5 ton/ha
b. Umur 60 hari
c. Warna biji hijau mengkilat
d. Biji sedang (5 g/100 biji)
e. Tahan penyakit embun tepung agak tahan bercak daun
3. Sampeong
a. Hasil rata-rata 1 ton/ha
b. Umur 70-75 hari
c. Biji sangat kecil (2,5-3 g/100 biji)
d. Agak tahan embun tepung agak tahan bercak daun
4. Kutilang
a. Hasil rata-rata 2 ton/ha
b. Umur 60-67 hari
c. Warna biji hijau mengkilat
d. Biji besar (6 g/100 biji)
e. Tahan penyakit embun tepung
5. Sriti
a. Hasil rata-rata 1,58 ton/ha
b. Umur 60-65 hari
c. Warna biji hijau kusam
d. Biji besar (6=6,5 g/100 biji)
e. Toleran penyakit embun tepung dan bercak daun
6. Murai
a. Hasil rata-rata 1,5 ton /ha
b. Umur 63 hari
c. Warna biji hijau kusam
d. Biji besar (6 g /100 biji)
7. Betet
a. Hasil rata-rata 1,5 ton / ha
b. Umur 58-60 hari
c. Warna biji hijau kusam
d. Biji sedang 95,8 g/100 biji)
e. Tahan lalat kacang
f. Toleran penyakit kudis
8. Vima-1
a. Potensi hasil 1,78 ton / ha
b. Umur 57 hari
c. Warna biji hijau kusam
d. Biji besar (6,3 g/100 biji)
e. Tahan penyakit embun tepung
II. BUDIDAYA KACANG TANAH
a. Pemilihan Varietas
1) Semua kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam di lahan sawah atau tegalan.
2) Varietas unggul yang tahan penyakit embun tepung dan bercak daun seperti Sriti, Kutilang, Perkutut, dan Murai dapat dianjurkan ditanam pada daerah endemik.
3) Kebutuhan benih sekitar 20 kg/ha dengan daya tumbuh 90 %.
b. Penyiapan Lahan
1) Pada lahan bekas padi, tidak perlu dilakukan pengolahan tanah (TOT). Tunggul padi perlu dipotong pendek.
2) Apabila tanah becek, maka perlu dibuat saluran drainase dengan jarak 3-5 m.
3) Untuk lahan tegalan atau bekas tanaman palawija lain (jagung) perlu pengolahan tanah :
ü pembajakan sedalam 15-20 cm, dihaluskan dan diratakan.
ü saluran irigasi dibuat dengan jarak 3-5 m.
c. Cara Tanam
1) Tanam dengan sistem tugal, dua biji per lubang.
2) Pada musim hujan, digunakan jarak tanam 40 cm x 15 cm sehingga mencapai populasi 400-500 ribu tanaman per ha.
3) Pada bekas tanaman padi, penanaman kacang hijau tidak boleh lebih dari 5 hari setelah padi dipanen
4) Penyulaman dilakukan pada saat tanaman tidak lebih dari umur 7 hari.
d. Pemupukan
1) Untuk lahan yang kurang subur, tanaman dipupuk 45 kg Urea + 45 - 90 kg SP-36 + 50 kg KCl per ha, yang diberikan pada saat tanam secara larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman.
2) Bahan organik berupa pupuk kandang diberikan sebanyak 15-20 ton/ha, dan abu dapur sangat baik untuk pupuk dan diberikan sebagai penutup lubang tanam.
3) Di lahan sawah bekas padi yang subur, tanaman kacang hijau tidak perlu diberi pupuk maupun bahan organik.
e. Mulsa Jerami
1) Untuk menekan serangan lalat bibit, pertumbuhan gulma, dan penguapan air, jerami padi sebanyak 5 ton/ha dapat diberikan sebagai mulsa.
f. Penyiangan
1) Penyiangan dilakukan dua kali, yaitu pada saat tanaman berumur 2 dan 4 minggu
2) Pada daerah yang sukar mendapatkan tenaga kerja dapat digunakan herbisida pra-tumbuh non selektif seperti Lasso, Roundup, Paraquat, Dowpon, atau Goal dengan takaran 1-2 liter per ha yang diberikan 3-4 hari sebelum tanam.
g. Pengairan
1) Bila tersedia fasilitas pengairan, dapat dilakukan pengairan pada periode kritis kacang hijau terhadap ketersediaan air, yaitu saat menjelang berbunga (umur 25 hari) dan pengisian polong (45-50 hari). Pengairan diberikan melalui saluran antar bedengan
2) Pada daerah panas dan kering (suhu udara 30-31°C dan kelembaban udara 54-62%) pertanaman perlu diairi dua kali, yaitu pada umur 21 dan 38 hari. Sedangkan untuk daerah yang tidak terlalu panas dan kering, pengairan cukup diberikan satu kali pada umur 21 hari atau 38 hari
3) Bila ditanam segera pada lahan padi sawah berjenis Vertisol (lempung), pengairan tidak perlu diberikan, karena walaupun lapisan atas tanah ini sangat keras dan retak-retak, namun di bagian bawah tanahnya masih menyimpan air yang cukup bagi pertanaman kacang hijau sampai panen.
h. Pengendalian Hama
1) Hama utama kacang hijau adalah lalat kacang Agromyza phaseoli, ulat jengkal Plusia chalcites, kepik coklat Riptortus linearis,penggerek polong Maruca testutalis dan Etiella zinckenella, dan kutu Thrips.
2) Pengendalian hama secara kimia dapat dilakukan dengan insektisida seperti Confidor, Regent, Curacron, Atabron, Furadan, atau Pegassus dengan dosis 2-3 ml/liter air dan volume semprot 500-600 liter/ha.
3) Pada daerah endemik lalat bibit Agromyza phaseoli perlu tindakan perlakuan benih dengan insektisida Carbosulfan (10 g/kg benih) atau Fipronil (5 cc/kg benih).
i. Pengendalian Penyakit
1) Penyakit utama adalah bercak daun Cercospora canescens, busuk batang, embun tepung Eryshipe polygoni, dan penyakit puru Elsinoe glycines.
2) Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti: Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 200 atau Dconil pada awal serangan dengan dosis 2 g/liter air.
3) Penyakit embun tepung Erysiphe polygoni sangat efektif dikendalikan dengan fungisida hexaconazol yang diberikan pada umur 4 dan 6 minggu.
4) Penyakit bercak daun efektif dikendalikan dengan fungisida hexalconzol yang diberikan pada umur 4, 5 dan 6 minggu.
j. Panen dan Pasca Panen
1) Panen dilakukan apabila polong berwarna hitam atau coklat.
2) Pemanenan umumnya dilakukan dengan cara dipetik. Namun, varietas-varietas unggul kacang hijau yang ditanam dengan teknik budidaya dan pengairan yang tepat, akan masak serempak (≥80 %) sehingga dapat juga dipanen dengan sabit.
3) Polong segera dijemur selama 2-3 hari hingga kulit mudah terbuka.
4) Pembijian dilakukan dengan cara dipukul, sebaiknya di dalam kantong plastik atau kain untuk menghindari kehilangan hasil
5) Biji dijemur lagi sampai kering simpan yaitu kadar air mencapai 8-10%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar